waktu itu aku ketemu dengan ibu-ibu yang baru fotocopy. Kemudian aku lihat dia sedang sibuk dengan print Disestasinya, Iseng-isen tanya, ternyata dia pake beasiswa LPDP, ya itung-itung referensi karena ibunya baik hati, aku minta Esaynya... dan beginilah saya bagikan kepada kawan-kawan sebagai referensi...
Kesukesan
merupakan goal akhir bagi setiap sisi kehidupan semua orang. Kesuksesan
sifatnya relative dan tidak pernah akan ada kepuasan di dalamnya, apalagi jika
menggunakan pembanding orang-orang yang lebih tinggi, tentu akan berbeda.
Sampai
saat ini aku merasa belum meraih kesuksesan, masih banyak hal yang belum bisa
aku capai. Kesuksesan seringkali dilihat orang dari hal-hal yang bersifat
fisik, seperti rumah, mobil, perangkat rumah tangga, alat diri, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi tersebut, jelas belum aku miliki. Gaji yang aku miliki
sekarang pun sudah ditunggu untuk
dibayarkan pada tagihan cicilan barang modal usaha yang dilakukan suami, yaitu
mesin cuci dan pengering. Kebetulan suami memilih menjadi wiraswastawan. Tidak
apa-apa, pada saatnya nanti hal itu akan terselesaikan juga. Insya Allah, aku
yakin itu.
Walaupun
bukan ekonomi yang aku punya sebagai indikator kesuksesanku, namun aku memiliki
beberapa prestasi kecil yang cukup membuat aku terus berusaha untuk
mendapatkannya kembali di waktu-waktu yang akan datang. Sewaktu di taman
kanak-kanak, pada saat perpisahan sekolah, aku mendapat tas baru, hasil juara 1
yang aku peroleh karena waktu itu, kata ibu, aku paling lancar membaca tulis
latin. Saat menduduki bangku sekolah
dasar, Alhamdulillah selalu mendapat peringkat 5 besar di sekolah. Kegiatan
pramuka pun terus aktif aku ikuti, sampai diikutkan pada berbagai perlombaan
pramuka, sehingga aku pernah dinobatkan dalam peringkat tinggi sebagai anggota
pramuka di sekolah dasar. Pada saat yang sama, di taman pendidikan alquran, aku
selalu diikutkan pada lomba-lomba pengajian, Alhamdulillah, pernah pula meraih
jura harapan 2 bacaan surat pendek tingkat nasional. Pada lomba-lomba di
sekolah pun pernah diikutkan dalam lomba cerdas cermat, walaupun meraih
kejuaraan satu kali dalam lomba cerdas cermat agama.
Sekolah
menengah pertama, aku pindah ke Jogja karena mengikuti kepindahan kakak untuk
sekolah di kota tersebut. Orang tua pada waktu tersebut masih tinggal di
Jakarta. Namun keadaan ini cukup membuat aku lebih bersemangat di sekolah,
sehingga Alhamdulillah selalu memperoleh juara 1 pada waktu itu. Sampai-sampai
aku diikutkan dalam lomba siswa teladan se-kabupaten Sleman, Alhamdulillah
memperoleh juara 2. Padahal waktu itu kegiatan ekstrakurikuler menjadi anggota
peleton inti, dewan penggalang, anggota OSIS, aktif aku ikuti. Pada saat
sekolah menengah atas, aku ingin mengurangi kegiatan ekstrakurikuler, sehingga
kelompok ilmiah remaja yang aku pilih sebagai kegiatanku. Pernah tim penelitian
kami memperoleh juara 1. Alhamdulillah.. kesuksesan yang paling aku syukuri
adalah dapat mendaftar di perguruan tinggi negeri Universitas Gadjah Mada tanpa
tes. Padahal orang berjuang mati-matian untuk meraih hal tersebut. Perjuangan
sebenarnya juga aku lakukan, hanya saja sudah aku cicil sejak duduk di bangku
kelas 1 SMA (syarat masuk UGM dilihat dari nilai akademik mulai kelas 1 SMA).
Saat
di bangku kuliah, Alhamdulillah meraih prestasi lulusan terbaik pada waktu itu.
Saat bekerja, tidak banyak yang bisa aku banggakan, karena pekerjaan yang aku
peroleh bisa dibilang kurang membahagiakan. Aku tidak putus asa. Aku meneruskan
ke jenjang pendidikan S2 dengan harapan dapat memiliki kehidupan yang lebih
baik. Prestasi yang tidak aku sangka-sangka adalah menjadi juara ketiga
penelitian pascasarjana pada lingkup perkumpulan ahli teknologi pangan, di mana
waktu itu hanya aku yang mewakili jenjang master, sedangkan finalis lainnya
berada pada jenjang doctor. Alhamdulillah…
Dengan
kesuksesan menjadi juara penelitian pascasarjana tersebut, aku berharap bisa
mengilhami prestasi di masa yang akan datang, prestasi dalam penelitian yang
saat ini masih aku usahakan. Apalagi saat ini aku sudah diterima sebagai tenaga
pengajar pada salah satu institusi swasta di kota Yogyakarta. Dua bulan bekerja
di tempat tersebut, pimpinan meminta saya untuk dapat meneruskan kuliah S3.
Alhamdulillah, semula tidak percaya dan merasa tidak sanggup. Namun, segala sesuatu haruslah maju ke depan
dan dilakukan langkah demi langkah. Jika orang lain bisa ke jenjang S3, kenapa
saya tidak? Semoga Allah meridhoi segala usaha yang aku lakukan ini dan menjadi
awal kesuksesan di masa yang akan datang. Amiiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar