Penciptaan batik ini didasarkan pada pengembalian pemaknaan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Pada batik ini juga sebagai alternatif untuk menyadarkan masyarakat pada kesadaran pelestarian, penghayatan, dan pemaknaan akan budaya yang lainnya melalui batik. Selain itu, batik ini juga dijadikan sebagai pencirian yang khas dari motif Yogyakarta, yang di dalamnya terkandung makna-makna kearifan lokal yang mengakar sejak dahulu.
Gurdo ing Jagad Parang merupakan judul pada karya ini yang pada dasarnya memiliki 3 unsur utama motif, yaitu motif Gurdo, motif parang, dan sekar jagad. Ketiga motif ini disatukan menjadi satu kesatuan yang harmonis dengan mempertimbangkan prinsip penyusunan kompoisi yang baik. Selain itu, dalam penyusunan warnanya juga dipilih dan disusun dengan sedemikian rupa, sehingga motif batik terlihat lebih indah. dalam visualisasinya, motif yang dibuat bukan dalam disain bentuk pola, namun penggambaran batik dengan ukuran 200x110 cm. Desain ini telah diskala dengan ketepatan ukuran yang baik dan benar, sehingga motif ini merupakan penggambaran batik pada kain dengan ukuran yang sesungguhnya, bukan sekedar desain pola. Hal ini dikarenakan apabila pembuatan desain hanya terbatas pada pola saja, motif yang digambarkan secara keseluruhan belum terlalu nampak jelas hasil akhirnya.
Batik memiliki nilai estetika tinggi, syarat makna dan filosofi yang merupakan kearifan lokal yang perlu dipahami dan terus dilestarikan. Keserasian dan harmonisasi antar sesama hidup manusia, manusia dengan alam dan sang pencipta tertuang dalam motif batik yang indah, selain itu motif motif batik juga sarat akan harapan akan kehidupan yang lebih baik. Salah satunya adalah batik motif Sekar Jagad.
Batik sekar jagad berasal dari Solo & Yogya yang dalam maknanya adalah peta dunia. “Kar” dalam Bahasa Belanda berarti peta dan “Jagad” dalam Bahasa Jawa berarti dunia, sehingga motif ini juga melambangkan keragaman baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Batik ini menggambarkan bentuk kebaikan dan biasa dipakai oleh orang ahli, orang pintar, dukun istana dan keraton. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona.
Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata sekar dab jagad. Sekar berarti bunga dan jagad adalah dunia. Paduan kata yang tercermin dari nama motif ini adalah kumpulan bunga sedunia. Motif ini merupakan perulangan geometris dengan cara ceplok (dipasangkan bersisian), yang mengandung arti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia. Motif ini mulai berkembang sejak abad ke-18. Motif Sekar Jagad merupakan motif batik yang mengambarkan kehidupan seluruh dunia.
Dalam batik ini digambarkan mengenai kreasi motif sekar jagad dan motif parang. Selama ini motif sekar jagad hanya terbatas pada garis yang membatasi motif di dalamnya, maka dalam motif batik ini dibuat dengan lebih leluasa dan tidak terpaku pada garis utama yang membatasi, yaitu dengan motif parang yang keluar dari lingkupnya. Sedangkan dalam penggunaan motif parang dijabarkan dengan lebih leluasa yang bukan hanya terpaku pada kemiringan yang mensejajarai 45 derajat. Motif-motif parang yang terdapat pada kreasi motif ini adalah parang barong, parang curiga, parang gareng, parang tuding, parang rusak, dan parang klithik.
Motif parang memiliki makna yang begitu mendalam, yaitu diantaranya makna kedinamisan, hubungan antara Tuhan dengan manusia, semangat, dan keseimbangan. Kedinamisan dalam motif motif parang terletak pada penggunaan bentuk miring 45 derajat, kedinamisan yang dimaksud adanlah sebuah kaidah manusia untuk selalu memiliki pegangan hidup yang jelas dan tidak mudah berputus asa maupun mengeluh. Sedangkan sudut 45 derajat juga mengandung nilai hubungan antara Tuhan dengan manusia, yaitu bahwa manusia harus selalu ingat bahwa hanya ada satu Tuhan di dunia ini, Tuhan lah yang menciptakan manusia, dan manusia wajib mengimani setiap segala sesuatu yang ada di dunia ini. Selain itu, motif parang juga menggambarkan semangat, salah satunya pada motif parang barong yang menurut sejarahnya merupakan gambaran sebuah ombak; ombak merupakan lambang dari semangat yang tak pernah padam dan harus selalu ada dalam diri manusia; maksud dari makna semangat ini adalah bahwa setiap manusia itu harus memiliki semangat dalam mengerjakan segala pekerjaan, pantang menyerah dan selalu memiliki konsep dalam diri bahwa semangat akan menuntutun pada hasil akhir yang lebih baik. Terakhir motif parang juga merupakan lambang dari keseimbangan; motif parang menyerupai garis diagonal yang membagi 2 bagian sama besar; dalam hal ini motif parang memiliki makna bahwa manusia dalam kehidupan ini harus menyadari segala sesuatu yang ada di dunia ini ada 2 bagian; seperti dunia dan akhirat, baik dan jahat, pintar dan pandai, peluang dan ancaman, dan lain sebagainya.
Sedangkan motif gurdo memiliki makna dan filosofi yang tinggi dalam perjalanan terbentuknya. Motif gurdo merupakan hasil stilisasi dari motif garuda. Motif gurdo merupakan lambang kegagahan, keadilan, kesuburan, dan kejayaan. Dalam penerapan motif gurdo pada desain batik ini adalah ingin menggambarkan bahwa Yogyakarta merupakan Provinsi yang memiliki kegagahan yaitu dengan dilambangkan keberadaan kraton Yogyakarta Hadiningrat; keadilan yang dimaksud adalah nilai-nilai yang terkandung dalam garuda lambang negara Indonesia; sedangkan kesuburan merupakan sebuah harapan dan kenyataan di Yogyakarta merupakan wilayah yang sangat subur dalam makna lugas, dan dari sisi makna tersiratnya adalah subur akan pikiran-pikiran yang kreatif dimana Yogyakarta merupak kota pelajar yang mampu dengan banyak menghasilkan berbagai inspirasi dalam berbagai bidang; serta lambang kejayaan dalam gurdo mencerminkan keberhasilan pemerintahan Sri Sultan Hamenkubuwono dalam membimbing Yogyakarta pada masa depan yang lebih baik lagi.
Gurdo ing jagad parang merupakan representasi dari provinsi Yogyakarta yang khas dengan berbagai multikultural yang tergabung dalam dunia pendidikan (kebanyakan multikultural di Yogyakarta berasal dari kalangan pelajar). Penggambaran desain batik ini tidak serta merta hanya menggambarkan Yogyakarta itu sendiri, namun didalamnya terdapat berbagai amanat yang terkandung dalam setiap motifnya. Setiap motif memiliki makna tersendiri yang mendalam yang pada akhirnya menuntun kita pada jalan yang benar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
cara melihat kata kunci populer di google
Anda dapat melihat kata kunci populer di Google dengan menggunakan Google Trends. Berikut ini adalah cara melihat kata kunci populer di Goog...
-
A. Apresiasi Seni Rupa Apresiasi seni merupakan sebuah sikap di mana seseorang mampu untuk melihat dan menghargai seni secara menyelur...
-
Kesenian bara dianggap mempunyai sifat-sifat yang berorientasi pada perkembangan atau pembaharuan sedangkan kesenian timur dipandang memili...
-
A. Pengeritan Kebudayaan dan Seni 1. Pengertian Kebudayaan Pengertian kebudayaan sangat bervariasi, dan setiap batasan arti yang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar